Rabu, 14 Desember 2011

sejarah tapak suci

Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, berdiri secara resmi pada 31 Juli 1963 atau tepat tanggal 10 Rabi’ul Awal 1383 H, di kampung Kauman, Jogyakarta.


Tapak Suci adalah suatu lembaga seni beladiri berstatus sebagai organisasi otonom (Ortom) di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, oleh karena  kemudian diberi nama lengkap sebagai Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Dalam kiprahnya diblantika ilmu beladiri, Tapak Suci kini telah menjangkau wawasan nasional dan internasional. Hampir di setiap provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh wilayah Indonesia, serta di banyak negara di dunia seperti di benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika,  telah berdiri Tapak Suci.  
Dalam lintasan sejarah kelahiran Tapak Suci memiliki karakteristik yang khas yakni  Bela Agama dan Bela Bangsa.  Pada zaman penjahan Belanda, tersebutlah nama seorang pemuda bernama Ibrahim yang memperdalam ilmu beladiri untuk menentang kolonialisme Belanda di tanah air Indonesia. Semangat perlawanan pemuda Ibrahim inilah yang selanjutnya menumbuhkan pewarisan jiwa keilmuan beladiri yang di kemudian hari menjelma menjadi aliran Tapak Suci untuk menegakkan spirit Bela Bangsa.
Seni beladiri Tapak Suci setidaknya menjadi bukti dari adanya semangat bela agama. Semangat inilah yang menunjukkan betapa di masa lalu telah terpatri keterpaduan antara bela agama dan bela bangsa. Pada awal kegiatan dakwah agama di nusantara, para ulama senantiasa memasukkan unsur pengajaran-pengajaran tentang beladiri, bela umat, bela bangsa, bela negara, dan bela agama dalam perspektif kajian Islam.
 Bila kita cermati dari lintasan sejarah perjuangan umat muslim sejak masa lalu, para ulama dalam penyebaran agama di seluruh nusantara, mereka selain ahli agama juga adalah para pendekar silat yang tangguh, misalnya di Malaka, tercatat Kesultanan Islam Ternate dan Tidore, kemudian para ulama pejuang seperti Teuku Cik Ditiro, Imam Bonjol, Kyai Haji Zainal Mustafa, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan beribu-ribu nama tokoh pergerakan agama dan pejuang kemerdekaan, adalah perintis dan pengembang ilmu beladiri di tanah air.

Pencak Silat
Pencak silat sebagai budaya luhur bangsa  merupakan bentuk khas beladiri bangsa. Pencak silat pada hakikatnya merupakan usaha budidaya bangsa Indonesia yang didalamnya selain mengandung unsur beladiri, terdapat juga unsur-unsur lain seperti olahraga, seni, mental spritual, sebagai satu kesatuan yang padu.
Dalam perkembangannya hingga sekarang, pencak silat telah menyebar ke seluruh persada nusantara dan di negara-negara lain di dunia, dimana Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci merupakan salah satu bentuk aliran pencak silat tersebut.
Telah menjadi suratan sejarah bahwa perguruan Tapak Suci telah berkembang menjadi pelopor bagi perkembangan pencak silat modern  yang metodis dinamis, sehingga sering mengukir prestasi dalam even kompetisi nasional maupun internasional.  Hal ini semua berkat kebesaran para pendekar terdahulu yang memiliki visi jauh ke depan dengan menyatukan perguruan-perguruan yang telah ada sejak tahun 1925, menjadi satu wadah tunggal perguruan Tapak Suci.

Tantangan Masa Lalu
Tapak Suci hadir di tengah kondisi pergolakan masyarakat yang keras. Di internal lingkungan kampung Kauman Jogyakarta yang mayoritas warganya pemeluk muslim, terjadi friksi tajam antar kelompok yang melibatkan keberadaan paguron-paguron pencak silat di lingkungan warga Kauman sendiri. Kemudian dari sisi eksternal, gerakan umat Islam secara umum sedang menghadapi rongrongan dari kaum komunis pada saat-saat menjelang dan sesudah terjadinya peristiwa G30S/PKI.
Ketika Tapak Suci berdiri, seorang pemuda Kauman dengan penuh semangat mengatakan : “Tapak Suci akan menembus dunia.” Pernyataan itu disambut sinis oleh beberapa orang pemuda Kauman lainnya : “Jangankan menembus dunia, bisa menembus keluar dari Kauman saja mustahil”. Pernyataan Tapak Suci akan dapat menembus dunia dianggapnya mimpi belaka. Apalagi kalau diingat, waktu itu di Kauman Jogyakarta, kondisinya sedang marak terjadi persaingan antar berbagai aliran pencak silat yang sama-sama mengklaim dirinya sebagai yang berhak mengatasnamakan Kauman.
Namun ternyata sejarah membuktikan lain, dalam rentang waktu perjalanan hidup, telah mengubah impian menjadi kenyataan, Tapak Suci benar-benar telah menembus dunia. Bahkan kini telah berkembang menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Apa yang menjadi penyebab, motor penggerak tersebarnya Tapak Suci yang begitu luas dalam waktu relatif singkat. Pertama, adanya eskalasi yang begitu cepat secara nasional karena dukungan infrastruktur organisasi Muhammadiyah. Kedua, tersebarnya ke pelosok dunia karena kandungan intelektualitas para mahasiswa anggota Tapak Suci yang studi keluar negeri, mereka kemudian mendirikan cabang-cabang di negara-negara tempat studinya. Ketiga, keunggulan keilmuan Tapak Suci yang dikatakan metodis dinamis, tidak terlepas dari kepiawaian pendekar Moh Barie Irsjad. Keempat, berkat ketekunan seorang tokoh Muhammad Rustam Djundab yang menjadi dinamisator bergeraknya organisasi sejak awal berdiri dengan mengabdikan hampir seluruh waktunya diabdikan untuk Tapak Suci. Kelima, antusiasme para pendekar dari berbagai aliran warga Muhammadiyah yang sebelumnya telah memiliki atau memimpin perguruan-perguruan beladiri di daerah-daerahnya masing-masing, kemudian serta-merta bersedia membubarkan diri, memilih bergabung ke dalam Tapak Suci.
Itulah kelima faktor pendorong yang menjadikan perkembangan Tapak Suci begitu pesat sampai seantero nusantara dan seluruh dunia. 

Berlatar Pertentangan  Ideologis
Pada awal tahun 1960-an, situasi sosial politik negara sedang memanas. Posisi politis kaum agama mulai tersudutkan oleh gerakan kaum komunis yang biasa juga disebut sebagai gerakan golongan merah. Kaum komunis nampak sekali berambisi  hendak memberangus gerakan organisasi-organisasi berbasis keagamaan di Indonesia. Organisasi gerakan Islam  Muhammadiyah juga tidak luput dari ancaman gerakan politik radikal kaum komunis tersebut. Maka, beberapa pemuda Kauman Jogyakarta kemudian berinisiatif mendirikan perguruan beladiri Tapak Suci. Salah satu yang terbentang dalam benak mereka pada saat itu adalah “menantang” gerakan merah komunis dengan menggunakan seragam merah-merah pula untuk menandingi lambang keberanian kaum komunis yang merah tersebut. Kenapa pakaian seragam Tapak Suci berwarna merah, bukannya hijau sebagaimana ciri pada umumnya pergerakan kaum muslim berwarna hijau. Karena warna merah memberi arti sebagai sikap berani menantang merahnya komunis. Oleh karena itu, hingga kini Tapak Suci tetap mempertahankan seragam merah – diluar kelaziman seragam pencak silat yang umumnya berseragam hitam – karena memiliki latar belakang pemikiran filosofis, ideologis, dan politik pergerakan zaman itu, yaitu merepresentasikan lambang Bela Agama dari ancaman gerakan merah kaum radikal komunisme tersebut.   
Bila dilihat hari kelahiran Tapak Suci tahun 1963, dapat dibayangkan, bagaimana suasana kenegaraan pada waktu itu,  saat-saat yang amat menegangkan. Sebagaimana diketahui, gerakan komunis di  melakukan intimidasi terhadap kaum muslim dan menggerogoti kesatuan bangsa. Kondisi ini terjadi pula di kampung Kauman Jogyakarta, sebagai pusat gerakan dakwah Islam Muhammadiyah. Tak sedikit warga Kauman yang diganggu, sekalipun Kauman menjadi perkampungan Muslim. Maka kehadiran Tapak Suci memberi rasa aman bagi kaum Muslim di Kauman. Pada masa-masa  perjuangan Tapak Suci tersebut merupakan babagan awal perlawanan menghadapi gerakan komunis yang dikenal memiliki massa rakyat kuat pada zaman itu. Oleh karena itu, pada saat itu, konsentrasi Tapak Suci secara otomatis diarahkan untuk menghadapi kekuatan komunis.
Gerakan melawan komunis itu juga diikuti oleh kelompok-kelompok pemuda lainnya yang kemudian membentuk sel-sel kekuatan tersendiri di kampung-kampung di Jogyakarta, seperti Benteng Melati di Kampung Kadipaten, Perkasa di Kampung Suronatan, termasuk gerakan yang dipimpin Moh Djuraimi yang di kelak kemudian membentuk perguruan Eka Sejati di kampung Karangkajen, yang seolah sebagai sel dari gerakan muslim di Kauman Jogyakarta.
Pada tahun 1966, Tapak Suci bersama kesatuan aksi dan organisasi massa Islam lainnya saling berinteraksi, yakni ikut mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya rongrongan komunisme yang hendak menghancurkan eksistensi RI. Tapak Suci menjadi salah batu benteng gerakan umat Islam untuk melawan setiap usaha yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan umat, bangsa dan negara tercinta Indonesia. Pada waktu itu, pergaulan para anggota Tapak Suci nampak tidak terbatas hanya pada segelintir kelompok seprofesi atau sepersyarikatan Muhammadiyah saja, tapi banyak pula orang-orang Tapak Suci yang aktif di berbagai organisasi kepemudaan lainnya, terutama yang berhimpun bersatu melawan komunis. Maka tak heran Tapak Suci, banyak bergaul dengan orang-orang HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) yang kerap disebut “anak Umat”. Oleh surat kabar PKI “Harian Rakyat”, Tapak Suci dikatakan sebagai onderbow dan tukang pukulnya HMI, dikarenakan Tapak Suci membina hubungan kedekatan dengan HMI dan sering tampil dalam kegiatan HMI.
 Disebutkan pula dalam riwayat perjuangan politik ideologis menghadapi PKI waktu itu, ada salah seorang pahlawan Ampera dari Jogyakarta bernama Aris Margono adalah seorang anggota Tapak Suci dari aktivis HMI. Ia gugur ketika bergabung dalam kesatuan KAMI/KAPPI di Jogyakarta dalam sebuah aksi demonstrasi massa yang memperjuangkan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Namanya pun kemudian diabadikan oleh para pejuang Ampera sebagai Laskar Aris Margono.
Gerakan pemuda-pemuda Tapak Suci yang menggalang kekuatan dalam melawan kaum komunis di Jogyakarta, ternyata juga banyak diikuti oleh daerah-daerah lainnya di hampir seluruh pelosok Indonesia. Terlebih jika daerah itu merupakan kampung umat Muhammadiyah, atau  karena Tapak Suci dibawa oleh para aktivis perguruan keluar daerah, sehingga permintaan untuk dibuka cabang latihan Tapak Suci semakin meningkat dari daerah-daerah. Hal inilah yang kemudian telah mendorong lahirnya Tapak Suci di daerah-daerah.
Setelah meletus Gerakan 30 September 1965 /Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI), Tapak Suci kembali berkonsentrasi pada pengembangan organisasi olahraga beladiri. Di tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan pimpinan daerah perguruan Tapak Suci yang tersebar di Indonesia. Pada saat itu berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan nama Tapak Suci dikembangkan menjadi sebuah pergerakan yang melembaga. Setelah mengalami perubahan nama berkali-kali, maka terakhir disebutnya Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar